Kamis, 09 Oktober 2014

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS PERIKANAN TANGKAP



 MAKALAH
APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

“PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS PERIKANAN TANGKAP “

DISUSUN OLEH:
KAYYAN MOMPALA
13051101018

PROGRAM STUDI
 MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KALAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Melalui makalah ini, dapat membantu pembaca dalam mengembankan usaha bisnis dalam bidang perikanan dengan menggunakan Teknologi Informasi.
Dalam pembuatan makalah ini, saya memperolehnya dari beberapa sumber dan pemikiran saya yang saya gabungkan menjadi satu makalah yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini. Oleh sebab itu, dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah ini akan semakin baik sajiannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Maret,    2014

Penulis












DAFTAR ISI

CAFER...........................................................................................................i
KATA PANGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1.         Latar Belakang.....................................................................................1
1.2.         Tujuan..................................................................................................1
BAB II PENJABARAN BISNIS...................................................................2
2.1.    Perencanaan..........................................................................................2
2.2.    Pelaksanaan..........................................................................................3
2.3.    Marketing/Pemasaran.........................................................................12
2.4.    Evaluasi..............................................................................................12
2.5.    Pengembangan...................................................................................13
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................14
3.1.    Gambaran Usaha................................................................................14
3.2.    Strategi Usaha....................................................................................15
BAB IV PENUTUP.....................................................................................16
4.1.   Kesimpulan.........................................................................................16
4.2.    Saran..................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................17 







BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang
Perikanan merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk memproduksi ikan, baik melalui penangkapan ( perikanan tangkap ) maupun budidaya daya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sebagai sumber protein dan nonpangan sebagai pariwisata
( ikan hias ). Oleh karena itu, banyak orang yang bersaing di berbagai macam bisnis yang terkait dengan perikanan, baik perikanan tangkap maupun yang lainya.
Karena banyaknya bisnis yang bergerak di sektor perikanan, sehingga timbul persaingan yang sangat pekat. Para pemimpin-pemimpin perusahaan melakukan segala cara dalam persaingan demi kemajuan perusahaannya.
Untuk memperoleh keuntungan yang besar dalam persaingan, perusahaan-perusahaan memanfaatkan dunia yang sudah modern sekarang dengan menggunakan alat-alat teknologi informasi yang modern. Akan tetapi, dalam penggunaan alat-alat tersebut mereka tidak lagi menggunakan sebagaimana mustinya, sehinggah menimbulkan kerusakan sumberdaya.


1.2.         Tujuan
Dalam melakukan bisnis di bidang manapun tujuan utama yaitu keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan yang besar dalam suatu bisnis sebaiknya kita menggunakan alat-alat teknologi informasi tetapi harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang sudah ada.
Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk Mengajak dan Menghimbau kepada semua pihak yang berwirausaha khususnya para pengusaha di sektor  “Perikanan Tangkap” mari kita memanfaatkan atau menggunakan alat-alat teknologi informasi yang modern dalam memajukan usaha kita tetapi harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Supaya sumberdaya yang kita butukan tetap terjaga kelestariannya dan tetap ada.
BAB II
PENJABARAN BISNIS

2.1.   Perencanaan
Perencanaan sangat diperlukan oleh semua orang di dalam melakukan sesuatu rencana kegiatan yang akan di lakukan kedepan dan keberhasilan suatu manajemen sangat tergantung dari baik buruknya perencanaan itu sendiri.
Perencanaan yang baik di dukung oleh Sumber Daya Manusia yang ahli di dalam mengelolah suatu bisnis atau perusahaan serta di dukung peralatan teknologi informasi yang canggih, yang dapat membawah suatu perusahaan dalam keberhasilan dan keuntungan.
Dalam bisnis perikanan tankap, tahap perencanaan meliputi hal-hal berikut:
a.     Perencanaan daerah penangkapan ( Fishing Ground )
Untuk meminimalisir pengeluaran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digunakan untuk mencapai daerah operasi penangkapan ikan, maka sebelum melakukan operasi, terlebih dahulu kapal penangkap ikan menetapkan daerah fishing ground berdasarkan peta laut, tentang wilayah penangkapan ikan yang akan ditujuh. 
b.    Perencanaan alat yang akan dipakai selama operasi penangkapan ikan
Sebelum melakukan operasi sebaiknya dalam tahap perencanan kita juga sudah merencanakan jenis-jenis ikan yang akan di tangkap, sehingga kita juga sudah bisa tahu alat-alat apa saja yang akan digunakan. Dan alat-alat yang tidak akan digunakan sebaiknya ditinggalkan saja, karena bisa jadi alat tersebut hanya dapat menjadi penghalang dalam melakukan operasi.
c.      Perencanaan hasil yang akan di tangkap
Pada tahap perencanaan kita juga harus mengetahui informasi tentang kebutuhan pasar akan sumberdaya ikan. Sehingga kita dapat menentukan besarnya jumlah yang akan ditangkap agar tidak berlebihan dan ukuran yang akan ditangkap harus disesuaika dengan kebutuhan pasar.

d.    Perencanaan hasil pemasaran
Sebelum melakukan operasi kita juga harus bisa mengkira-kira berapa hasil yang dapat diperoleh dari hasil pemasaran. Sehingga kita dapat meminimalisir dana seminimal minkin dalam pelaksanaan operasi penangkapan. Supaya dari usaha yang kita lakukan dapat diperoleh keuntungan yang besar.

2.2.   Pelaksanaan
Untuk meminimalisir dana yang digunakan kita dapat mengurangi penggunaan tenagah manusia dalam melakukan operasi dengan cara mengngganti tenaga manusia dengan alat-alat teknologi informasi yang canggih.
 Ala-alat teknologi informasi yang dapat dipakai dalam operasi penangkapan ikan adalah sebagai berikut:
a.     .Alat Bantu Navigasi
Sejak manusia mengenal sarana apung sebagai alat transportasi sarana penangkapan, maka sejak itu pula tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu suatu cara yang dilakukan secara terus menerus untuk mengarahkan sarana apungnya menuju suatu titik sasaran dengan tepat, hemat dan efisien. Untuk mencapai titik sasaran tersebut selain dengan menggunakan cara yang telah disebutkan diatas, dapat juga dengan menggunakan alat bantu agar memudahkan dalam pencapaian sasaran yang dimaksud (Wahyono dan Sjarif, 2004).
      Beberapa jenis alat bantu navigasi antara lain :
1.     Kompas magnet, berfungsi untuk menentukan arah pelayaran kapal dan untuk menentukan arah baringan suatu benda terhadap kapal. Pedoman magnet di kapal biasanya terdiri dari : Pedoman standart, Pedoman kemudi dan Pedoman kemudi darurat.
2.     Peta laut, merupakan semua jenis peta yang digunakan untuk keperluan navigasi di lautan. Ia menggambarkan keadaan rinci tentang wilayah laut yang aman dilayari kapal-kapal, denagn tanda-tanda kedalaman air, adanya bahaya-bahaya navigasi baik yang kelihatan (di atas permukaan air) maupun yang terdapat di bawah permukaan air, serta benda-benda petunjuk untuk  bernavigasi.
3.     GPS, yaitu alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio dari beberapa satelit yang mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah haluan dan kecepatan kapal.
4.     Radar, digunakan untuk mendeteksi obyek (sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu tempuh yang diperlukan untuk merambatkan pulsa (denyut) sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal tersebut dipancarkan oleh transmitter hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek diterima pada receiver. Sinyal elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (sasaran) ke pesawat penerima tersebut selanjutnya tergambar pada Display unit.
5.     Radio komunikasi,  peralatan bantu ini dikapal sangat penting agar antar kapal yang satu dan kapal yang lainnya dapat bertukar informasi pada waktu berlayar. Terdapat 3 frekuensi yaitu : VHF (Very High Frequency), HF (High Frequency) dan MF (Medium Frequency). Radio komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai frekuensi. Tapi yang sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
6.     Fax cuaca, digunakan untuk mengetahui keadaan cuaca pada saat berlayar. Dikirimkan dari stasiun (pangkalan) masing-masing kapal. Data tersebut merupakan olahan dari data satelit.
7.     RDF, adaah alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang terdepan
8.     SART adalah suatu alat yang disyaratkan dalam GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) yang dapat diintrogasi oleh pancaran pulsa radar khusus (Radar X-Brand atau Radar 3 cm) bila alat ini diaktifkan. Gunanya untuk pencarian kapal dalam marabahaya.

b.    Alat Bantu pelacak / deteksi
Alat bantu pelacak atau deteksi, ada 3 yaitu :
1.     Fish finder atau Echosounder
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air.
2.     Sonar
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi akustik,  pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah horizontal dan vertical. Sonar dapat memberikan gambaran dan informasi tentang kedalaman, keadaan alami dasar serta konfigurasi bentuk dasar perairan kemudian pada kapal ikan digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas, distribusi, kecepatan dan arah renang fish schools, serta mengetahui bentuk dan kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring
3.     RDF
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang terdepan.

 Ketiga alat diatas walaupun termasuk dalam alat bantu navigasi tetapi fungsinya yang lain juga dapat digunakan untuk pendeteksi ikan. Karena alat tersebut mempunyai fungsi sebagai pencari atau pendeteksi ikan sehingga penangkapan ikan dapat berjalan dengan baik.

c.     Mesin Bantu Penangkapan ikan.
Mesin bantu penangkapan yang digunakan oeh kapal sangat tergantung pada alat tangkap yang digunakan. Mesin bantu penangkapan, pada umumnya hanya digunakan untuk membantu tenaga manusia di dalam proses penarikan atau pengangkatan alat penangkap ikan dan umumnya mesin bantu penangkap dipasang di atas geladak kapal. Tenaga mekanis yang dihasilkan, pada umumnya berupa putaran yang bisa diperoleh dari empat jenis sumber tenaga penggerak, anatar lain tenaga manusia, tenaga mesin otomotif (Diesel), tenaga listrik dan tenaga hidrolik.


d.  Jenis – Jenis Alat Bantu Penangkapan ikan
·        Alat Bantu Penangkapan Pada Longliners
1.     Line Thrower ( Line Caster)
Kapal-kapal long line berskala industri yang sudah dilengkapi dengan line arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower. Line thrower disebut juga line caster merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat pelontar tali utama yang digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal, digunakan pada saat penebaran pancing (setting).
2.     Line Hauler
Line hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada saat hauling berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan, karena tali yang ditebar di perairan tidak memungkinkan untuk ditarik menggunakan tangan biasa (manual), selain berat dari gaya beban dan gaya tarikan dari seluruh rangkaian long line juga akan memerlukan waktu yang lama sehingga dianggap tidak efisien. Line hauler pada umumnya digerakkan dengan tenaga elektro hidrolik, dilengkapi dengan tuas pengatur kecepatan tarik agar memudahkan penanganan penarikan tali utama, terutama pada saat menaikkan ikan hasil tangkapan atau saat terjadi kekusutan tali. Line hauler ditempatkan di geladag kerja hauling (hauling working space). Kekuatan tarik dari line hauler disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya kapal (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
3.     Line Arranger (Penyusun tali utama)
Pada kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu penangkapannya dilengkapai peralatan lain selain line hauler. Line arranger ditempatkan diatas main line tank (tangki penyimpanan tali utama) merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi sebagai penarik dan penyusun tali utama agar tertata rapi di dalam main line tank. (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
4.     Branch Line Ace dan Buoy Line Ace
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di lambung kanan kapal dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik dan penggulung tali cabang (branch line) dengan menggunakan tenaga motor listrik. Sedangkan buoy line ace yang digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy line) pada saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yang sudah diangkat dari air segera dilepas dari tali utama kemudian digulung dengan branch line ace setelah tergulung dan diikat lalu ditempatkan dalam basket (keranjang). (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
5.     Side Roller/ Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi untuk menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line hauler. Bahan side roller terbuat dari baja stainless dan kerjanya secara aktif (Nur Bambang et al, 1999).
6.     Slow Conveyor
Slow conveyor merupakan alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban, ditempatkan melintang kapal di bawah line hauler. Fungsi line hauler adalah menggeser tali utama yang telah ditarik line hauler agar tidak menumpuk dibawah line hauler tersebut. Sementara main line bergeser mengikuti conveyor tersebut, main line ditarik oleh line arranger untuk disusun dan diatur pada tangki penyimpanan tali utama (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
7.     Branch Line Conveyor
Branch line conveyor adalah alat bantu penangkapan berupa ban berjalan. Alat ini ditempatkan di sisi kiri kapal yang berfungsi memindahkan atau menghantar peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali pelampung dari geladag kerja didepan ke gudang penyimpanan alat tangkap di buritan kapal. Pada kapal-kapal long line modern berukuran kecil biasanya tidak dilengkapi ini, karena jarak dari geladag kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap titik jauh (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).

·        Alat Bantu Penangkapan Pada Gill Netters
1.     Winch
Pada gillnet, mesin bantu winch digunakan untuk menarik jaring dengan menggulung langsung keseluruhan badan jaring ke dalam drum penggulung bertenaga hidrolik. Winch disebut juga dengan Net drum.
2.     Cone Roler
Cone roller adalah alat penarik jaring yang tersusun dari dua buah silinder karet yang berputar berlawanan arah, sehingga jaring berikut pelampung dan pemberatnya dapat digiling bersama untuk menarik ke atas kapal. Cone roller digerakkan dengan tenaga hidrolis dengan kecepatan antara 20-60 m/menit. Kecepatan tarik, daya kuda, dan putaran kerja Cone roller sangat tergantung pada ukuran kapal, jumlah gillnet yang selalu dioperasikan pada setiap setting, serta kemampuan ekonomi nelayan yang bersangkutan untuk mengadakan alat tersebut.
3.     Kapstan
Berdasarkan fungsi kerja, kapstan merupakan mesin bantu yang digunakan untuk beragam keperluan penarikan, seperti menarik tali selambar pada gillnet. Sedangkan tenaga penggerak yang digunakan untuk memutar sistem kapstan, pada umumnya kapal nelayan di Indonesia menggunakan tenaga mesin diesel. Sebagian besar mesin bantu kapstan langsung dihubungkan dengan mesin induk (motor induk/utama penggerak kapal), dengan sistem penyambungan atau transmisi menggunakan gardan mobil sebagai transmisi. Mesin bantu kapstan dengan sistem transmisi yang demikian sering disebut dengan “kapstan-gardan” oleh nelayan.
4.     Net Hauler
Net hauler adalah alat bantu pada kapal gill net yang digunakan untuk penarikan jaring yang telah ditabur di laut, agar jaring lebih ringan ditarik dan mudah ditata kembali di atas geladak. Pada umumnya kecepatan tarik yang dibutuhkan antara 30 m/s – 90 m/s. Cara pengoperasian Net hauler adalah hanya dengan menarik jaring Gill net melalui drum berbentuk konikal dan jaring insang tidak digulung langsung di dalam drum penggulung, melainkan bagian jaring yang sudah ditarik di belakang Net hauler, kemudian diatur untuk persiapan penurunan jaring kembali (setting).
Net hauler yang digunakan pada kapal Gill net dapat dibedakan atas 2 tipe. Pada kapal yang dilengkapi dengan cone roller umumnya dilengkapi pula dengan net hauler tipe memanjang, ditempatkan di tepi atas pagar kapal dengan tujuan memperingan kerja cone roller dan memudahkan nelayan pada saat melepaskan ikan yang terjerat mata jaring. Tipe ini lebih dikenal dengan side roller. Tipe lainnya yaitu net hauler berbentuk blok (power block), ditempatkan di atas geladak kerja pada sisi arah hauling, untuk menarik jaring pada waktu hauling, pemberat, pelampung beserta jaringnya disisipkan pada blok (roller) yang berputar digerakan dengan tenaga hidrolik. Alat ini hanya untuk menangkap ikan-ikan tuna kecil.

·        Alat Bantu Penangkapan Pada Purse Seiners
1.     Winch
Winch merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor. Penempatan winch di kapal ada yang di bagian belakang, di bagian depan, adapula ditempatkan di kedua sisi samping kamar kemudi. Winch ini sangat berguna untuk menahan tali pada saat thowing. Berdasarkan fungsi kerja alat bantu winch digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor dan untuk penarikan bagian cincin dengan tenaga penggerak yang digunakan berupa tenaga hidrolik. Tenaga ini paling umum digunakan dan memiliki daya serta bentuk yang besar. Pada umumnya dipasang pada kapal-kapal ikan pada skala industri (Syahasta dan Zaenal Asikin, 2004).
2.     Power block
Power block merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik jaring pukat cincin dari dalam air ke atas deck kapal. Mesin bantu ini sebagian besar bertenaga hidrolik serta memiliki daya gerak besar. Power block yang berukuran kecil dan memiliki daya gerak kecil selain bertenaga hidrolik, adapula yang menggunakan tenaga listrik. Power bertenaga mesin diesel hampir tidak ada, kecuali hasil rekayasa sendiri pada kapal ikan bukan skala industri. (Syahasta dan Zaenal Asikin 2004).
3.     Purse block dan dewi-dewi
Purse block dan dewi-dewi berfungsi untuk menahan, mengatur dan mengumpulkan cincin jaring yang terletak disamping bagian haluan. Purse block dan dewi-dewi ini terbuat dari bahan besi. Purse block dan dewi-dewi pada intinya cocok untuk pertahanan pada saat penarikan jaring ke atas kapal. Dewi-dewi purse seine biasanya akan mendukung block untuk penanganan dalam pengambilan tali penyeret disamping purse block (John C. Sainsbury, 1975).
4.     Purse ring stowage
Purse ring stowage adalah palang panjang yang digunakan untuk menahan atau menyimpan semua ring sehingga dapat meluncur sebelum setting. Palang panjang ini terbuat dari besi dengan panjang kira-kira mencapai dua meter. Alat ini diletakkan di samping sebelah kiri agak ke buritan (John C. Sainsbury, 1975).


5.     Fish pump
Fish pump digunakan untuk kapal industri perikanan, alat ini merupakan pipa air yang panjang dan dihubungkan langsung ke ruang mesin untuk memompa air. Fish pump terletak di tengah lambung kanan kapal. Dalam hal ini, sekat de-watering mungkin ditempatkan berdampingan dengan lubang palka yang digunakan untuk membersihkan atau mencuci ikan dan dapat juga digunakan untuk membersihkan kapal dengan cara mengambil air dai laut. Alternatif lain dengan membuat persediaan untuk saluran air dari palka yang kemudian dibangun sebagai tangki untuk mata air diamana air ini mungkin dipompakan keluar kapal (John C. Sainsbury, 1975).
6.     Seine skiff
Seine skiff adalah alat bantu yang digunakan untuk menarik ujung jaring dan untuk tempat pelampung dan pemberat atau ring pada waktu setting. Selain itu, dapat pula diguanakan untuk menarik bagian belakang atau buritan kapal pada waktu operasi penangkapan agar kapal selalu jauh dari posisi jaring dengan tujuan untuk menghindari tersangkutnya jaring pada baling-baling kapal (John C. Sainsbury, 1975).
7.     Capstant (Gypsy hoist)
Capstant (kapstan) pada kapal purse seine digunakan untuk menarik tali pelampung (float line) atau tali kolor atas pada saat hauling, guna merapatkan tangkapan kedua ujung bagian sayap jaring. Di samping itu kapstan berguna pula untuk memperingan kerja pada saat pengangkatan ikan yang telah tertangkap dalam cakupan jaring untuk dinaikkan di atas kapal (Brailling). Capstant terletak di lambung kiri kapal ke arah buritan. Kapal purse seine merupakan kapal pemburu kelompok ikan untuk itu dibutuhkan kecepatan kerja yang sangat tinggi dan peralatan kerja yang mendukung perolehan hasil tangkapan (A. Farid. et al, 1989 ).

·        Alat Bantu Penangkapan Pada Trawlers
1.     Boom
Merupakan tempat melekatnya rig dan out rigger. Harus memiliki panjang yang cukup untuk membawa cod end (kantong) pada posisi yang diharapkan dan biasanya diletakkan pada center line (garis tengah kapal).
Ø Rig
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung (tiang gantung). Berfungsi sebagai alat bantu untuk menurunkan dan mengangkat kantong trawl serta sebagai jalur untuk tali wire dari alat tangkap.
Ø Outrigger
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung (tiang gantung) dan dapat Digerakkan kekiri dan kekanan kapal. Berfungsi sebagai jalur penarikan wire.
2.     Winch
Terletak di belakang rumah geladak dan tepat di bawah rig dan outrigger. Posisi winch menempel pada deck dengan diberi dudukan besi.  Winch ini terdiri dari drum dan hydraulic inofer.
Ø Drum Trawl
Bentuknya harus besar untuk memutar agar Trawl naik. Salah satu contohnya adalah drum dengan flat tunggal mempunyai kelemahan dapat merusak bagian tengah dari drum itu sendiri dan bagian atas dari jaring.
Ø Hydraulic inofer
Merupakan mesin untuk mengatur jalannya winch. Terdiri dari motor power hidrolik yang diletakkan diruang mesin untuk mengalirkan oli ke pipa dimesin pengatur yang terletak diatas bangunan kemudi dan setir pengontrol winch diatas bangunan kemudi.
3.     Towing Block 
Menetap di buritan di sisi samping Trawl. Merupakan bagian yang menentukan dimana warp dapat mengikuti kapal secara terarah selama proses towing. Towing block adalah sebuah kumpulan tali yang terikat kencang menjadi sebuah bagian yang diperkuat dengan rantai yang tepat panjangnya dan kuat. Ada berbagai tipe yang banyak di jumpai.
4.     Snatch Block
Dibuat untuk digunakan dalam berbagai tugas permanen pada suatu Trawl. Ada berbagai bentuk rancangan, tapi pada umumnya yang perlu diperhatikan adalah bagian depan yang digunakan untuk cantelan atau penyangga. Tergantung pada jenis, kemanapun terhubung dengan baik atau  bahkan diatas geladak untuk mengangkat pada waktu tertangkap. Snatch block mempunyai suatu penutup yang dapat diangkat sedemikian sehingga gulungan tali dapat ditempatkan di sekitar katrol. Dan penutup tersebut di kunci atau tertutup kembali dengan menggunakan penjepit.
5.     Otter Board
Otter board merupakan alat bantu bukaan mulut jaring ke arah horizontal. Pembukaan horizontal bentangan otter board merupakan jarak antara kedua otter board yang terbentang pada saat dioperasikan.


2.3.   Marketing / Pemasaran
Terkait dengan  aspek pemasaran, maka perlu dilakukan kerja sama dengan industri-industri perikanan. Rincian lebih detail mengenai aspek pemasaran dapat dilihat pada uraian berikut:
·        Target pasar:
menguasai pasar dalam negeri / lokal
·        Spesifikasi produk:
a. Diutamakan dalam kondisi yang masih segar
b. Diuatamakan paling tidak berukuran 300 gram per ekor ke atas
c. Jenis ikan yang sedang laris di pasaran
·        Harga:
Dalam penetapan harga kita selalu berdasarkan harga pasar dengan gambaran harga minimal Rp. 25.000/Kg untuk ikan yang masih segar.
·        Distribusi:
Untuk distribusi, diupayakan kita langsung berhubungan dengan pembeli.
·        Promosi:
Untuk mempromosikan  dilakukan dengan internet dan membuat profil komoditas untuk dikirim ke calon pembeli.

2.4.   Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan bisnis perikanan tangkap selama waktu satu bulan, kita dapat melihat bahwa bisnis yang kita jalankan hasilnya cukup memuaskan.
Dari segi perencanaan suda cukup baik, kita suda dapat menyusun rencana dengan baik dan hasil yang diperole mencapai sekitar 85% dari apa yang telah tersusun dalam rencana. Namun, kita perlu lebih konsisten lagi dalam menyusun rencana supaya hasil yang diperoleh dapat sesuai dengan rencana.
Dari segi pelaksanaan juga suda dapat dikatakan bahwa hasil yang di peroleh suda cukup baik. Kita suda bisa memanfaatkan alat-alat teknologi yang modern sehingga dalam proses pelaksanaan penangkapan dapat dilakukan dengan muda dan memberikan hasil yang cukup memuaskan.
Dari segi pemasaran/marketing hasil yang diperoleh juga suda cukup baik. Namun, karena banyaknya pengusaha yang bergerak di sektor perikanan tangkap, kita masih sering juga kewalahan dalam proses pemasaran hasil tangkapan. Oleh karena itu, masih sangat perlu untuk dilakukan pengembangan yang lebih besar lagi dalam proses pemasaran.

2.5.   Pengembangan
Pengembangan usaha yang dilakukan dalam Perikanan Tangkap ini  lebih terfokus dalam proses produksi dan aspek pemasaran. Pengembangan usaha dalam proses produksi dilakukan dengan cara menggunakan sarana dan prasarana produksi yang lebih modern / canggih untuk meningkatkan kuantitas produksi, seperti penambahan aset berupa peralatan tankap. Sehingga kuantitas dan kualitas produksi dapat ditingkatkan.
Langkah selanjutnya adalah mengembankan aspek pemasaran. Maju atau tidaknya suatu perusahaan juga sangat ditentukan cepat atau lambatnya suatu produk di pasaran. Oleh karena itu, kita  jangan hanya tertujuh pada pasar lokal. Perlu dilakukan perluasan wilyah pemasaran dengan target menembus pasar internasional / dunia.  
 Kemudian untuk mempromosikan kita tetap melakukannya juga dengan internet yaitu dengan website serta membuat iklan-iklan tentang usaha kita dan juga membuat profil komoditas untuk dikirim ke calon pembeli. Dan juga untuk distribusi, tetap diupayakan supaya kita langsung berhubungan dengan pembeli. Walaupun tranksaksi pembayarannya dapat dilakukan secara online melalui Bank.







BAB III
PEMBAHASAN

3.1.   Gambaran Usaha
Perikanan Tangkap merupakan salah satu usaha bisnis yang begitu digemari oleh masyarakat. Untuk dapat menjalankan usaha bisnis Perikanan Tangkap  tidaklah begitu sukar, baik pengusaha kecil, menengah, maupun besar. Kita dapat melihat dalam kehidupan sehari-hari, berapa besar  usaha bisnis yang bergerak di bidang Perikanan Tankap.
 Perikanan Tankap menyajikan suatu alternatif dari usaha bisnis perikanan yang berkeuntungan tinggi. Karena tanpa diolah lagi dapat lansung dipasarkan. Melihat peluang pasar pada saat ini, usaha ini menarik untuk ditekuni. Selain itu, konsumen juga dapat secara bebas melakukan transaksi pembelia di mna saja.
Perikanan Tangkap telah dikenal sejak ratusan tahun yang laluh dan tidak asing lagi dalam dunia bisnis. Ketika memasuki dunia bisnis ini terlihat sebuah keuntungan yang besar yang akan datang kepada kita, karena hasil tangkapan yang kita peroleh telah ditunggu oleh pembeli.
Dalam seminggu rata-rata ikan yang kita pasokan ke pasaran  sekitar  25 ton sehingga pendapatan kami peroleh sekitar Rp 500.000.000/minggu.  Biasanya ketika menjelang Hari Raya permintaan pasar meningkat sehingga pasokan ikan meningkat sampai 35 ton per minggu dan pendapatan kami pun meninkat sampai Rp 875.000.000/minggu. Tidak hanya itu, banyak juga pembeli-pembeli yang meminta pasokan ikan dari kami padahal mereka sudah bekerja sama dengan kapal-kapal pemasok ikan yang lain. Itu karena disebabkan kurangnya pasokan yang mereka terima sedangkan kebutuhan mereka meninkat. Dalam hal seperti inilah kita memanfaatkan alat-alat Teknolgi Informasi yang modern untuk proses penankapan. Sehingga kita dapat memenuhi permintaan pasar yang ada.
Kondisi ikan yang segar dan harga yang sesuai serta pasokan yang cukup itulah yang diinginkan pasar.
Pada umumnya jenis-jenis ikan yang dapat kami pasokan adalah sebagai berikut :


Daftar jenis dan harga ikan yang biasa kami pasokan.
NO
JENIS-JENIS
IKAN
HARGA
Per Kilogram
1
Ekor kuning
Rp 24.000
2
Kakap
Rp 26.000
3
Layang
Rp 24.000
4
Selar
Rp 25.000
5
Cakalang
Rp 25.500
6
Tuna
Rp 25.000
7
Pari
Rp 23.500
8
Kerapu
Rp 27.000
9
Kakatua
Rp 26.500
10
Lobster
Rp 30.000
11
Ikan dasar campuran
Rp 24.500


3.2.         Strategi Usaha
Dalam dunia bisnis, kita tidak dapat memungkiri bahwa pasti akan ada persaingan usaha. Baik usaha kecil maupun usaha besar yang sudah menghasilkan keuntungan yang berlimpah. Apalagi jika berbicara mengenai usaha bisnis di bidang perikanan, sudah pasti persaingan yang ada semakin banyak dan ketat. Konsumen disuguhkan banyanknya kapal-kapal penangkap ikan yang mencari pasar untuk memasarkan hasil tangkapan mereka. Maka dari itu, agar bisnis yang kita bangun atau usaha yang sudah berjalan tidak tenggelam di tengah persaingan, maka ada beberapa strategi bisnis perikanan dalam menghadapi persaingan.
·        Mempertahankan kualitas ikan supaya tetap segar dalam proses pemasaran dan kerjasama dengan pasar
·        Biaya gaji dioptimalkan sesuai hasil pemasaran
·        Pengembangan peralatan pendukung dalam penangkapan
·        Tetap melakukan promosi walaupun bisnis telah berjalan
·        Memanfaatkan kelemahan pesaing sebagai kelebihan bisnis kita
·        Belajar dari pengalaman dalam dunia bisnis perikanan
·        Menciptakan inovasi baru 



BAB IV
PENUTUP

4.1.   Kesimpulan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis perikanan tangkap sangat efisien baik dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemasaran. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa maju atau tidaknya suatu bisnis ditentukan oleh berapa besar pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis tersebut.



4.2.   Saran
Dalam melakukan bisnis apapun sebaiknya kita melibatkan teknologi informasi dan dalam pemanfaatan teknologi informasi tersebut harus sesuai dengan ketentuan atau aturan yang ada.















DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/User/Pictures/alat-bantu-penangkapan.html (12 ‎Maret ‎2014, ‏‎11:42:54).