TUGAS
“BIOKIMIA”
DISUSUN OLEH:
KAYYAN MOMPALA
13051101018

PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KALAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
1. BAGIAN-BAGIAN DAN FUNGSI SEL
Pengertian Sel
Pengertian sel adalah unit struktural dan fungsional
pengusun tubuh Mahluk Hidup. Mahluk hidup seluler baik yang bersel tunggal (uniseluler) maupun
yang bersel banyak (multiseluler)
berdasarkan pada beberapa sifatnya, antara lain ada tidaknya system
endomembran, dikelompokkan dalam dua tipe sel, yaitu sel prokariotik dan seleukariotik.
Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak
memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe ini memiliki materi inti yang
tidak dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organelyang dibatasi oleh sistem membran. Sel prokariotik
terdapat pada bakteri dan ganggang biru.
Sel Eukariotik
Sedangkan sel
eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel
eukariotik, inti tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada sel
ini, sitoplasma memiliki berbagai jenis organel seperti antara lain: badan Golgi, retikulum
endoplasma (RE), kloroplas
(kuhusus pada tumbuhan), mitokondria, badan
mikro, dan lisosom.
Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang
memiliki sel tipe prokariotik.
Gambar 1. Struktur umum sel prokariotik
terdiri dari kapsul, dinding sel (membran luar dan peptidoglikan merupakan
anggota karbohidrat), membran plasma, sitoplasma yang mengandung ribosom dan
nukleoid.
|
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding
sel, dan membran plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir
yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah
polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat,
protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino.
Dinding sel
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat dan reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup
yang paling dalam. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi.
Fungsinya serupa dengan fungsi
mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa daerah membran plasma
membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk
respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi. Beberapa bakteri
memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya mengandung villi
yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan bagian dalam sel
bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung
butiran-butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada
sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem
endomembran seperti badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas,
mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada
sitoplasma bakteri.
bakteri gram positif dan
gram negatif
Struktur
dinding bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bandingkan komponen
utama dinding sel kedua jenis bakteri, bagaimana letak peptidoglikan pada
kedua bakteri tersebut. Peptidoglikan inilah yang membedakan hasil pewarnaan
Gram yang berbeda pada kedua bakteri tersebut. (Sumber : Campbell et al.,
2000)
|
Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik
Sel
eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut
memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan
berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel
ini antara lain hewan, tumbuhan dan jamur baik multiseluler maupun yang
uniseluler.
Tipe sel eukariotik
pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada bagian
luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur
ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel
jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin
sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel
kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan
tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur
yang serupa.
Gambar 3. Sel
hewan, tampak dalam gambar di atas struktur sel hewan yang memiliki system
endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan berbagai organel pada
sitoplasmanya. Pada gambar tampak organel badan Golgi (apparatus Golgi), RE
(kasar dan halus), mitokondria, dan peroksisom (bagian dari badan mikro),
selain itu tampak adanya ribosom, sentriol, dan sitoskeleton yang memiliki
peran penting di dalam sel.
|
Gambar 4. Sel
tumbuhan, tampak dalam gambar di atas struktur sel tumbuhan yang memiliki
sistem endomembran sehingga pada sel tipe ini ditemukan berbagai organel pada
sitoplasmanya. Pada gambar tampak organel kloroplas, hanya terdapat pada
tumbuhan, selain organel yang serupa ditemukan pada sel hewan. Selain itu
tampak adanya beberapa bagian sel yang hanya dimiliki oleh tumbuhan seperti :
dinding sel dan plasmodesmata.
|
Membran sel
Membran Sel
tersusun oleh lipoprotein. Struktur umumnya dapat dilihat pada Gambar 5. Membran sel membatasi segala
kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh
dari luar
Sitoplasma
Sitoplasma merupakan zat yang terdapat di antara inti
sel dan membran plasma. Organel-organel tersebut memiliki struktur dan fungsi
masing-masing yang khas yang membentuk satu kesatuan untuk mendukung aktivitas
sel. Vakuola pada tumbuhan berfungsi antara lain tempat penyimpanan cadangan
makanan.
Retikulum Endoplasma (RE).
Retikulum endoplasma merupakan membrane lipoprotein pada
sitoplasma yang terdapat antara membran inti dan membran sitoplasma. Ada dua
macam RE. RE ganuler (RE kasar) bila pada permukaan membran RE ini menempel
ribosom. RE halus atau non granuler bila pada membran RE tidak ada
ribosom.Fungsi organel ini memproses lebih lanjut protein, lipid atau bahan
lainnya yang akan disekresikan sehingga produk yang dihasilkan sesuai dengan
keperluannya. Dalam bentuk vesikula (gelembung) produk dari RE ditransportasi
ke badan Golgi.
Gambar 6. Retikulum
endoplasma. Tampak hasil gambar mikroskop elektron pada sisi kiri yang
menunjukkan potongan RE dalam dua dimensi. Pada dasarnya RE merupakan
struktur tertutup dari sitoplasma
|
Badan Golgi
Badan Golgi (bahasa Inggris: golgi apparatus,
golgi body, golgi complex atau dictyosome) adalah organel
yang dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada
organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.Badan Golgi berfungsi
menghasilkan sekret berupa butiran getah, lisosom primer, menyimpan protein dan
enzim yang akan disekresikan. Pada sel tumbuhan badan Golgi disebut diktiosom. Organel ini
menerima bahan, diolah dan akan disekresikan, dari RE.
Lisosom
Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti
bola dan ukuran diameternya kurang lebih 500nm. Lisosom mengandung enzim yang
berfungsi untuk mencernakan bahan makanan yang masuk ke dalam sel baik secara
pinositis (makanannya berupa cairan) maupun secara fagositis (makannya berupa
padat).
Ribosom
Ribosom merupakan komponen penting di dalam sel.
Ukurannya berkisar 20-25 nm. Ribosom tersusun dari RNA dan protein, terdiri
dari sub unit besar dan sub unit kecil. Sub unit besar dan sub unit kecil akan
bergabung bila ribosom sedang menjalankan fungsinya yaitu sintesis protein.
Badan Mikro
Badan mikro dibedakan dua kelas utama, yaitu
peroksisom dan glioksisom. Peroksisom mengandung enzim katalase dan oksidase
terdapat pada hewan dan tumbuhan. Sedangkan glioksisom umum terdapat pada
endosperm biji dan berperan dalam perkecambahan selain mengandung katalase dan
oksidase mengadung sebagian atau seluruh enzim daur glioksilat (proses
pembentukan sumber energi untuk pertumbuhan dari lemak). Secara umum badan
mikro berfungsi di dalam mengoksidasi lemak sebagai sumber energi.
Dinding Sel.
Dinding sel hanya terdapat pada tumbuhan dan jamur.
Fungsi dinding sel yaitu melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Pada
beberapa sel tumbuhan sel yang satu dengan sel yang lainnya dihubungkan dengan
suatu celah yang disebut plasmodesmata.
Nukleus (Inti Sel)
Nukleus Bagian-bagian inti sel terdiri dari membran
inti, nukleoplasma (kariolimp) dan kromosom, serta nukleolus. Membran inti
memisahkan inti sel dan sitoplasma. Membran inti terdiri atas dua lapisan
membran dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori yang berfungsi
sebagai tempat keluar masuknya bahan kimia.
Sitoskeleton
Sitoskeleton merupakan rangka sel. Sitoskleleton
terdiri dari 3 macam yaitu : mikrotubul, mikrofilamen, dan filamen intermediet.
Mikrotubul tersusun atas dua molekul Protein tubulin yang bergabung membentuk
tabung. Fungsi mirkotubul memberikan ketahanan terhadap tekanan pada sel, perpindahan
sel (pada silia dan flagella), pergerakan kromosom saat pembelahan sel
(anafase), pergerakan organel, membentuk sentriol pada sel hewan. Mikrofilamen
merupakan filament protein kecil yang tersusun atas dua rantai protein aktin
yang terpilin menjadi satu. Mikrofilamen memiliki fungsi memberi tegangan pada
sel, mengubah bentuk sel, kontraksi otot, aliran sitoplasma, perpindahan sel
(misalnya psudopodia) dan pembelahan sel.
Mitokondria dan Kloroplas sebagai organel pembangkit
energi
Mitokondria
Mitokondria hati umumnya mempunyai lebar kira-kira 0,5
– 1,0 um dan panjang kira- kira 3,0 um. Mitokondria dibatasi oleh dua membran
yaitu membran luar dan membran dalam. Struktur morfologi yang paling bervariasi
adalah krista. Dalam satu sel tertentu Krista biasanya seragam dan khas bagi sel itu. Dalam tipe-tipe sel yang berbeda, bentuk Krista sangat berbeda. Sebagian
besar mitokondria mempunyai krista seperti lamela atau seperti tubul.
Mekanisme transkripsi dan translasi di dalam mitokondria bergantung kepada genetic inti. Bahan- bahan tertentu seperti rRNA, tRNA dan mRNA tidak bergantung kepada inti. Tetapi, protein tertentu ditentukan oleh inti seperti protein ribosom, RNA polimerase, DNA polimerase, tRNA aminoasil sintetase dan faktor- faktor sintesis protein. Fenomena yang menarik adalah bahwa mtDNA tidak dapat diekspresi dan direpllikasi tanpa bantuan inti.
Kloroplas
Sel sebagian besar tumbuhan tinggi umumnya mengandung
antara 50 – 200 kloroplas. Kalau dilihat dari samping bentuknya seperti lensa
dengan satu sisi/permukaan cembung dan permukaan lain cekung, datar atau
cembung.
2.
SIFAT KOLIGATIF
Sifat koligatif
larutan adalah sifat larutan yang tidak
tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh
banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Apabila suatu pelarut ditambah
dengan sedikit zat terlarut (Gambar 6.2), maka akan didapat suatu larutan yang
mengalami:
- Penurunan tekanan uap jenuh
- Kenaikan titik didih
- Penurunan titik beku
- Tekanan osmosis
Banyaknya partikel dalam
larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel
dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini
dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan
non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif
larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat
koligatif larutan elektrolit.
Penurunan Tekanan Uap Jenuh
Pada setiap suhu,
zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu.
Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu
zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga
kecepatan penguapan berkurang.

Gambaran
penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p : tekanan uap jenuh
larutan
po : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka
persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP : penuruman tekanan uap jenuh
pelarut
po : tekanan uap pelarut murni
XA : fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila
45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap
jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.

Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap
jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut
murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas
larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal

(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan
titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:

Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm,
maka titik didih larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb) oC
Penurunan Titik Beku
Untuk penurunan titik beku
persamaannya dinyatakan sebagai:

ΔTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan
titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm,
maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC
Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis adalah tekanan
yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul
pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis)
seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti
hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :

π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. =
0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)

Tekanan osmosis
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya
mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan
larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan
non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan
iarutan 0.5 molal garam dapur.
- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan
(kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi
ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol
zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat
ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di
antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan
elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.
- Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :

n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
- Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :

- Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π° = C R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan
titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air !
(untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,

Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi keterangan
mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya
tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar