MAKALAH
APLIKASI
TEKNOLOGI INFORMASI
“PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BISNIS PERIKANAN TANGKAP “
DISUSUN OLEH:
KAYYAN MOMPALA
13051101018
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN
SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KALAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Melalui makalah ini, dapat membantu pembaca dalam mengembankan
usaha bisnis dalam bidang perikanan dengan menggunakan Teknologi Informasi.
Dalam pembuatan makalah ini, saya memperolehnya dari
beberapa sumber dan pemikiran saya yang saya gabungkan menjadi satu makalah
yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Saya menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari
makalah ini. Oleh sebab itu, dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun, agar makalah ini akan semakin baik sajiannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Maret, 2014
Penulis
DAFTAR ISI
CAFER...........................................................................................................i
KATA PANGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
1.1.
Latar Belakang.....................................................................................1
1.2.
Tujuan..................................................................................................1
BAB II PENJABARAN BISNIS...................................................................2
2.1. Perencanaan..........................................................................................2
2.2. Pelaksanaan..........................................................................................3
2.3. Marketing/Pemasaran.........................................................................12
2.4. Evaluasi..............................................................................................12
2.5.
Pengembangan...................................................................................13
BAB III PEMBAHASAN...........................................................................14
3.1. Gambaran Usaha................................................................................14
3.2. Strategi Usaha....................................................................................15
BAB IV PENUTUP.....................................................................................16
4.1.
Kesimpulan.........................................................................................16
4.2.
Saran..................................................................................................16
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Perikanan merupakan semua
kegiatan yang berkaitan dengan ikan, termasuk memproduksi ikan, baik melalui
penangkapan ( perikanan tangkap ) maupun budidaya daya untuk memenuhi kebutuhan manusia akan pangan sebagai sumber protein dan
nonpangan sebagai pariwisata
( ikan hias ). Oleh karena itu, banyak orang yang
bersaing di berbagai macam bisnis yang terkait dengan perikanan, baik perikanan
tangkap maupun yang lainya.
Karena
banyaknya bisnis yang bergerak di sektor perikanan, sehingga timbul persaingan
yang sangat pekat. Para pemimpin-pemimpin perusahaan melakukan segala cara
dalam persaingan demi kemajuan perusahaannya.
Untuk
memperoleh keuntungan yang besar dalam persaingan, perusahaan-perusahaan
memanfaatkan dunia yang sudah modern sekarang dengan menggunakan alat-alat
teknologi informasi yang modern. Akan tetapi, dalam penggunaan alat-alat
tersebut mereka tidak lagi menggunakan sebagaimana mustinya, sehinggah
menimbulkan kerusakan sumberdaya.
1.2.
Tujuan
Dalam
melakukan bisnis di bidang manapun tujuan utama yaitu keuntungan. Untuk
memperoleh keuntungan yang besar dalam suatu bisnis sebaiknya kita menggunakan
alat-alat teknologi informasi tetapi harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang sudah ada.
Oleh
karena itu, makalah ini bertujuan untuk Mengajak dan Menghimbau kepada semua
pihak yang berwirausaha khususnya para pengusaha di sektor “Perikanan Tangkap” mari kita memanfaatkan
atau menggunakan alat-alat teknologi informasi yang modern dalam memajukan
usaha kita tetapi harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Supaya
sumberdaya yang kita butukan tetap terjaga kelestariannya dan tetap ada.
BAB II
PENJABARAN BISNIS
2.1. Perencanaan
Perencanaan sangat
diperlukan oleh semua orang di dalam melakukan sesuatu rencana kegiatan yang
akan di lakukan kedepan dan keberhasilan suatu
manajemen sangat tergantung dari baik buruknya perencanaan itu sendiri.
Perencanaan yang baik di
dukung oleh Sumber Daya Manusia yang ahli di dalam mengelolah suatu bisnis atau
perusahaan serta di dukung peralatan teknologi informasi yang canggih, yang dapat membawah suatu perusahaan dalam keberhasilan dan keuntungan.
Dalam bisnis perikanan tankap, tahap perencanaan meliputi hal-hal
berikut:
a. Perencanaan daerah penangkapan
( Fishing Ground
)
Untuk meminimalisir
pengeluaran Bahan Bakar Minyak (BBM) yang digunakan untuk mencapai daerah
operasi penangkapan ikan, maka sebelum melakukan operasi, terlebih dahulu kapal
penangkap ikan menetapkan daerah fishing ground berdasarkan peta laut, tentang wilayah penangkapan ikan yang akan ditujuh.
b. Perencanaan alat yang
akan dipakai selama
operasi penangkapan ikan
Sebelum melakukan operasi sebaiknya dalam tahap perencanan kita juga
sudah merencanakan jenis-jenis ikan yang akan di tangkap, sehingga kita juga
sudah bisa tahu alat-alat apa saja yang akan digunakan. Dan alat-alat yang
tidak akan digunakan sebaiknya ditinggalkan saja, karena bisa jadi alat
tersebut hanya dapat menjadi penghalang dalam melakukan operasi.
c.
Perencanaan
hasil yang akan di tangkap
Pada tahap perencanaan kita juga harus mengetahui informasi tentang
kebutuhan pasar akan sumberdaya ikan. Sehingga kita dapat menentukan besarnya
jumlah yang akan ditangkap agar tidak berlebihan dan ukuran yang akan ditangkap
harus disesuaika dengan kebutuhan pasar.
d.
Perencanaan
hasil pemasaran
Sebelum melakukan operasi kita juga harus bisa mengkira-kira berapa hasil
yang dapat diperoleh dari hasil pemasaran. Sehingga kita dapat meminimalisir
dana seminimal minkin dalam pelaksanaan operasi penangkapan. Supaya dari usaha
yang kita lakukan dapat diperoleh keuntungan yang besar.
2.2.
Pelaksanaan
Untuk meminimalisir
dana yang digunakan kita dapat mengurangi penggunaan tenagah manusia dalam
melakukan operasi dengan cara mengngganti tenaga manusia dengan alat-alat
teknologi informasi yang canggih.
Ala-alat teknologi informasi yang dapat
dipakai dalam operasi penangkapan ikan adalah sebagai berikut:
a.
.Alat Bantu Navigasi
Sejak manusia mengenal sarana
apung sebagai alat transportasi sarana penangkapan, maka sejak itu pula
tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu suatu cara yang dilakukan secara terus
menerus untuk mengarahkan sarana apungnya menuju suatu titik sasaran dengan
tepat, hemat dan efisien. Untuk mencapai titik sasaran tersebut selain dengan
menggunakan cara yang telah disebutkan diatas, dapat juga dengan menggunakan
alat bantu agar memudahkan dalam pencapaian sasaran yang dimaksud (Wahyono dan Sjarif, 2004).
Beberapa jenis alat bantu navigasi antara lain :
1.
Kompas magnet, berfungsi untuk menentukan arah
pelayaran kapal dan untuk menentukan arah baringan suatu benda terhadap kapal.
Pedoman magnet di kapal biasanya terdiri dari : Pedoman standart, Pedoman
kemudi dan Pedoman kemudi darurat.
2.
Peta laut, merupakan semua jenis peta yang
digunakan untuk keperluan navigasi di lautan. Ia menggambarkan keadaan rinci
tentang wilayah laut yang aman dilayari kapal-kapal, denagn tanda-tanda
kedalaman air, adanya bahaya-bahaya navigasi baik yang kelihatan (di atas
permukaan air) maupun yang terdapat di bawah permukaan air, serta benda-benda
petunjuk untuk bernavigasi.
3.
GPS, yaitu alat bantu navigasi yang
bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio dari beberapa satelit yang
mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah haluan dan kecepatan kapal.
4.
Radar, digunakan untuk mendeteksi
obyek (sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu tempuh yang diperlukan
untuk merambatkan pulsa (denyut) sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal
tersebut dipancarkan oleh transmitter
hingga gema (echo) yang dipantulkan oleh obyek diterima pada receiver.
Sinyal elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (sasaran) ke pesawat
penerima tersebut selanjutnya tergambar pada Display unit.
5.
Radio komunikasi, peralatan bantu ini dikapal sangat penting
agar antar kapal yang satu dan kapal yang lainnya dapat bertukar informasi pada
waktu berlayar. Terdapat 3 frekuensi yaitu : VHF (Very High
Frequency), HF (High Frequency) dan MF (Medium Frequency). Radio komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai frekuensi. Tapi yang
sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
6.
Fax cuaca, digunakan untuk mengetahui
keadaan cuaca pada saat berlayar. Dikirimkan dari stasiun (pangkalan)
masing-masing kapal. Data tersebut merupakan olahan dari data satelit.
7.
RDF, adaah alat bantu navigasi yang
bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio untuk mengetahui arah dan
perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan akan mengalami penurunan
energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang
terdepan
8.
SART adalah suatu alat yang
disyaratkan dalam GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System)
yang dapat diintrogasi oleh pancaran pulsa radar khusus (Radar X-Brand atau
Radar 3 cm) bila alat ini diaktifkan. Gunanya untuk pencarian kapal dalam
marabahaya.
b.
Alat Bantu pelacak
/ deteksi
Alat bantu
pelacak atau deteksi, ada 3 yaitu :
1.
Fish finder atau Echosounder
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi
untuk mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah
vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu
mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air.
2.
Sonar
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi
akustik, pemancaran gelombang bunyi
untuk mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah horizontal dan vertical.
Sonar dapat memberikan gambaran dan informasi tentang kedalaman, keadaan alami
dasar serta konfigurasi bentuk dasar perairan kemudian pada kapal ikan
digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas, distribusi,
kecepatan dan arah renang fish schools, serta mengetahui bentuk dan
kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring
3.
RDF
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan
penerimaan gelombang radio untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar.
Suara yang dipancarkan akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target
(penerima suara) sudah tidak sekuat dari yang terdepan.
Ketiga alat diatas walaupun termasuk
dalam alat bantu navigasi tetapi fungsinya yang lain juga dapat digunakan untuk
pendeteksi ikan. Karena alat tersebut mempunyai fungsi sebagai pencari atau
pendeteksi ikan sehingga penangkapan ikan dapat berjalan dengan baik.
c. Mesin Bantu Penangkapan ikan.
Mesin bantu penangkapan yang
digunakan oeh kapal sangat tergantung pada alat tangkap yang digunakan. Mesin
bantu penangkapan, pada umumnya hanya digunakan untuk membantu tenaga manusia
di dalam proses penarikan atau pengangkatan alat penangkap ikan dan umumnya
mesin bantu penangkap dipasang di atas geladak kapal. Tenaga mekanis yang
dihasilkan, pada umumnya berupa putaran yang bisa diperoleh dari empat jenis
sumber tenaga penggerak, anatar lain tenaga manusia, tenaga mesin otomotif
(Diesel), tenaga listrik dan tenaga hidrolik.
d. Jenis –
Jenis Alat Bantu Penangkapan ikan
·
Alat Bantu Penangkapan Pada Longliners
1. Line Thrower ( Line Caster)
Kapal-kapal long line berskala industri yang sudah
dilengkapi dengan line arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower. Line thrower
disebut juga line caster merupakan alat bantu penangkapan sebagai alat
pelontar tali utama yang digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan
di buritan kapal, digunakan pada saat penebaran pancing (setting).
2. Line Hauler
Line hauler merupakan alat bantu penarik
tali utama pada saat hauling berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak
diperlukan, karena tali yang ditebar di perairan tidak memungkinkan untuk
ditarik menggunakan tangan biasa (manual), selain berat dari gaya beban dan
gaya tarikan dari seluruh rangkaian long line juga akan memerlukan waktu
yang lama sehingga dianggap tidak efisien. Line hauler pada umumnya
digerakkan dengan tenaga elektro hidrolik, dilengkapi dengan tuas pengatur kecepatan
tarik agar memudahkan penanganan penarikan tali utama, terutama pada saat
menaikkan ikan hasil tangkapan atau saat terjadi kekusutan tali. Line hauler
ditempatkan di geladag kerja hauling (hauling working space). Kekuatan
tarik dari line hauler disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya kapal (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
3. Line Arranger (Penyusun tali utama)
Pada kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu
penangkapannya dilengkapai peralatan lain selain line hauler. Line
arranger ditempatkan diatas main line tank (tangki penyimpanan tali
utama) merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi sebagai penarik dan
penyusun tali utama agar tertata rapi di dalam main line tank. (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono,
2004).
4. Branch Line Ace dan Buoy Line Ace
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja di
lambung kanan kapal dibelakang line hauler, merupakan alat bantu
penangkapan sebagai penarik dan penggulung tali cabang (branch line)
dengan menggunakan tenaga motor listrik. Sedangkan buoy line ace yang
digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy line) pada saat kegiatan hauling. Branch line dan buoy
line yang sudah diangkat dari air segera dilepas dari tali utama kemudian
digulung dengan branch line ace setelah tergulung dan diikat lalu
ditempatkan dalam basket (keranjang). (Suwardiyono
dan Nuryadi Sadono, 2004).
5. Side Roller/ Line Guide Roller
Alat ini ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi
untuk menjadikan main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line hauler. Bahan side roller
terbuat dari baja stainless dan
kerjanya secara aktif (Nur Bambang et al,
1999).
6. Slow Conveyor
Slow conveyor merupakan alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban, ditempatkan
melintang kapal di bawah line hauler.
Fungsi line hauler adalah menggeser
tali utama yang telah ditarik line hauler
agar tidak menumpuk dibawah line hauler
tersebut. Sementara main line
bergeser mengikuti conveyor tersebut,
main line ditarik oleh line arranger untuk disusun dan diatur
pada tangki penyimpanan tali utama (Suwardiyono
dan Nuryadi Sadono, 2004).
7. Branch Line
Conveyor
Branch line
conveyor adalah alat bantu penangkapan
berupa ban berjalan. Alat ini ditempatkan di sisi kiri kapal yang berfungsi
memindahkan atau menghantar peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali pelampung dari geladag kerja didepan
ke gudang penyimpanan alat tangkap di buritan kapal. Pada kapal-kapal long line
modern berukuran kecil biasanya tidak dilengkapi ini, karena jarak dari geladag
kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap titik jauh (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
·
Alat Bantu
Penangkapan Pada Gill Netters
1. Winch
Pada gillnet, mesin bantu winch
digunakan untuk menarik jaring dengan menggulung langsung keseluruhan badan
jaring ke dalam drum penggulung bertenaga hidrolik. Winch disebut juga
dengan Net drum.
2. Cone Roler
Cone roller adalah alat
penarik jaring yang tersusun dari dua buah silinder karet yang berputar
berlawanan arah, sehingga jaring berikut pelampung dan pemberatnya dapat
digiling bersama untuk menarik ke atas kapal. Cone roller digerakkan dengan tenaga hidrolis
dengan kecepatan antara 20-60 m/menit. Kecepatan tarik, daya kuda, dan putaran
kerja Cone roller sangat tergantung pada ukuran kapal, jumlah gillnet
yang selalu dioperasikan pada setiap setting, serta kemampuan ekonomi
nelayan yang bersangkutan untuk mengadakan alat tersebut.
3. Kapstan
Berdasarkan fungsi kerja, kapstan merupakan mesin bantu yang digunakan
untuk beragam keperluan penarikan, seperti menarik tali selambar pada gillnet. Sedangkan tenaga penggerak yang
digunakan untuk memutar sistem kapstan, pada umumnya kapal nelayan di Indonesia
menggunakan tenaga mesin diesel. Sebagian besar mesin bantu kapstan langsung
dihubungkan dengan mesin induk (motor induk/utama penggerak kapal), dengan
sistem penyambungan atau transmisi menggunakan gardan mobil sebagai transmisi. Mesin bantu kapstan
dengan sistem transmisi yang demikian sering disebut dengan “kapstan-gardan”
oleh nelayan.
4. Net Hauler
Net hauler adalah alat
bantu pada kapal gill net yang digunakan untuk penarikan jaring yang
telah ditabur di laut, agar jaring lebih ringan ditarik dan mudah ditata
kembali di atas geladak. Pada umumnya kecepatan tarik yang dibutuhkan antara 30
m/s – 90 m/s. Cara pengoperasian Net hauler adalah hanya dengan menarik
jaring Gill net melalui drum berbentuk konikal dan jaring insang tidak
digulung langsung di dalam drum penggulung, melainkan bagian jaring yang sudah
ditarik di belakang Net hauler, kemudian diatur untuk persiapan
penurunan jaring kembali (setting).
Net hauler yang digunakan pada kapal Gill net dapat dibedakan atas 2 tipe.
Pada kapal yang dilengkapi dengan cone roller umumnya dilengkapi pula
dengan net hauler tipe memanjang, ditempatkan di tepi atas pagar kapal
dengan tujuan memperingan kerja cone roller dan memudahkan nelayan pada
saat melepaskan ikan yang terjerat mata jaring. Tipe ini lebih dikenal dengan side
roller. Tipe lainnya yaitu net hauler berbentuk blok (power block),
ditempatkan di atas geladak kerja pada sisi arah hauling, untuk menarik jaring
pada waktu hauling, pemberat, pelampung beserta jaringnya disisipkan
pada blok (roller) yang berputar digerakan dengan tenaga hidrolik. Alat
ini hanya untuk menangkap ikan-ikan tuna kecil.
·
Alat Bantu
Penangkapan Pada Purse Seiners
1.
Winch
Winch merupakan mesin bantu yang
digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor. Penempatan winch di
kapal ada yang di bagian belakang, di bagian depan, adapula ditempatkan di
kedua sisi samping kamar kemudi. Winch ini sangat berguna untuk menahan
tali pada saat thowing. Berdasarkan fungsi kerja alat bantu winch
digunakan untuk menarik tali kerut atau tali kolor dan untuk penarikan bagian
cincin dengan tenaga penggerak yang digunakan berupa tenaga hidrolik. Tenaga
ini paling umum digunakan dan memiliki daya serta bentuk yang besar. Pada
umumnya dipasang pada kapal-kapal ikan pada skala industri (Syahasta dan Zaenal Asikin, 2004).
2.
Power block
Power block merupakan mesin bantu yang
digunakan untuk menarik jaring pukat cincin dari dalam air ke atas deck kapal.
Mesin bantu ini sebagian besar bertenaga hidrolik serta memiliki daya gerak
besar. Power block yang berukuran kecil dan memiliki daya gerak kecil
selain bertenaga hidrolik, adapula yang menggunakan tenaga listrik. Power bertenaga
mesin diesel hampir tidak ada, kecuali hasil rekayasa sendiri pada kapal ikan
bukan skala industri. (Syahasta dan Zaenal Asikin 2004).
3.
Purse block dan dewi-dewi
Purse block dan dewi-dewi berfungsi untuk
menahan, mengatur dan mengumpulkan cincin jaring yang terletak disamping bagian
haluan. Purse block dan dewi-dewi ini terbuat dari bahan besi. Purse block dan dewi-dewi pada intinya
cocok untuk pertahanan pada saat penarikan jaring ke atas kapal. Dewi-dewi purse
seine biasanya akan mendukung block untuk penanganan dalam
pengambilan tali penyeret disamping purse block (John C. Sainsbury, 1975).
4.
Purse ring stowage
Purse ring stowage adalah palang
panjang yang digunakan untuk menahan atau menyimpan semua ring sehingga dapat
meluncur sebelum setting. Palang panjang ini terbuat dari besi dengan
panjang kira-kira mencapai dua meter. Alat ini diletakkan di samping sebelah
kiri agak ke buritan (John C. Sainsbury,
1975).
5.
Fish pump
Fish pump digunakan untuk kapal industri perikanan, alat ini merupakan pipa air yang
panjang dan dihubungkan langsung ke ruang mesin untuk memompa air. Fish pump
terletak di tengah lambung kanan kapal. Dalam hal ini, sekat de-watering
mungkin ditempatkan berdampingan dengan lubang palka yang digunakan untuk
membersihkan atau mencuci ikan dan dapat juga digunakan untuk membersihkan
kapal dengan cara mengambil air dai laut. Alternatif lain dengan membuat
persediaan untuk saluran air dari palka yang kemudian dibangun sebagai tangki
untuk mata air diamana air ini mungkin dipompakan keluar kapal (John C.
Sainsbury, 1975).
6.
Seine skiff
Seine skiff adalah alat bantu yang digunakan
untuk menarik ujung jaring dan untuk tempat pelampung dan pemberat atau ring
pada waktu setting. Selain itu, dapat pula diguanakan untuk menarik
bagian belakang atau buritan kapal pada waktu operasi penangkapan agar kapal
selalu jauh dari posisi jaring dengan tujuan untuk menghindari tersangkutnya
jaring pada baling-baling kapal (John C.
Sainsbury, 1975).
7.
Capstant (Gypsy hoist)
Capstant (kapstan) pada kapal purse
seine digunakan untuk menarik tali pelampung (float line) atau tali
kolor atas pada saat hauling, guna merapatkan tangkapan kedua ujung
bagian sayap jaring. Di samping itu kapstan berguna pula untuk memperingan
kerja pada saat pengangkatan ikan yang telah tertangkap dalam cakupan jaring
untuk dinaikkan di atas kapal (Brailling). Capstant terletak di
lambung kiri kapal ke arah buritan. Kapal purse seine merupakan kapal
pemburu kelompok ikan untuk itu dibutuhkan kecepatan kerja yang sangat tinggi
dan peralatan kerja yang mendukung perolehan hasil tangkapan (A. Farid. et al, 1989 ).
·
Alat Bantu
Penangkapan Pada Trawlers
1.
Boom
Merupakan tempat melekatnya rig dan out rigger. Harus
memiliki panjang yang cukup untuk membawa cod end (kantong) pada posisi
yang diharapkan dan biasanya diletakkan pada center line (garis tengah
kapal).
Ø Rig
Terletak di belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung (tiang gantung).
Berfungsi sebagai alat bantu untuk menurunkan dan mengangkat kantong trawl
serta sebagai jalur untuk tali wire dari
alat tangkap.
Ø Outrigger
Terletak di
belakang rumah geladak menempel permanen pada boom atau tiang agung (tiang gantung) dan dapat Digerakkan kekiri
dan kekanan kapal. Berfungsi sebagai jalur penarikan wire.
2.
Winch
Terletak di
belakang rumah geladak dan tepat di bawah rig dan outrigger.
Posisi winch menempel pada deck dengan diberi dudukan besi. Winch ini terdiri dari drum dan
hydraulic inofer.
Ø Drum Trawl
Bentuknya harus besar untuk memutar agar Trawl naik. Salah satu
contohnya adalah drum dengan flat tunggal mempunyai kelemahan dapat merusak
bagian tengah dari drum itu sendiri dan bagian atas dari jaring.
Ø Hydraulic inofer
Merupakan mesin untuk mengatur jalannya winch. Terdiri dari motor
power hidrolik yang diletakkan diruang mesin untuk mengalirkan oli ke pipa
dimesin pengatur yang terletak diatas bangunan kemudi dan setir pengontrol winch
diatas bangunan kemudi.
3.
Towing Block
Menetap di
buritan di sisi samping Trawl. Merupakan bagian yang menentukan dimana warp dapat mengikuti kapal secara
terarah selama proses towing. Towing block adalah sebuah kumpulan tali yang terikat kencang menjadi sebuah bagian yang
diperkuat dengan rantai yang tepat panjangnya dan kuat. Ada berbagai tipe yang
banyak di jumpai.
4.
Snatch Block
Dibuat untuk digunakan dalam berbagai tugas permanen pada suatu Trawl.
Ada berbagai bentuk rancangan, tapi pada umumnya yang perlu diperhatikan adalah
bagian depan yang digunakan untuk cantelan atau penyangga. Tergantung pada
jenis, kemanapun terhubung dengan baik atau
bahkan diatas geladak untuk mengangkat pada waktu tertangkap. Snatch
block mempunyai suatu penutup yang dapat diangkat sedemikian sehingga
gulungan tali dapat ditempatkan di sekitar katrol. Dan penutup tersebut di
kunci atau tertutup kembali dengan menggunakan penjepit.
5.
Otter Board
Otter board merupakan
alat bantu bukaan mulut jaring ke arah horizontal.
Pembukaan horizontal bentangan otter board merupakan jarak antara kedua otter
board yang terbentang pada saat dioperasikan.
2.3. Marketing / Pemasaran
Terkait dengan aspek pemasaran, maka perlu dilakukan kerja
sama dengan industri-industri perikanan. Rincian lebih detail mengenai aspek
pemasaran dapat dilihat pada uraian berikut:
·
Target pasar:
menguasai pasar dalam negeri / lokal
·
Spesifikasi produk:
a. Diutamakan dalam kondisi yang masih segar
b. Diuatamakan paling tidak berukuran 300
gram per ekor ke atas
c. Jenis ikan yang sedang laris di
pasaran
·
Harga:
Dalam penetapan harga kita selalu berdasarkan harga
pasar dengan gambaran harga minimal Rp. 25.000/Kg untuk ikan yang masih segar.
·
Distribusi:
Untuk distribusi, diupayakan kita langsung
berhubungan dengan pembeli.
·
Promosi:
Untuk mempromosikan dilakukan dengan internet dan membuat profil
komoditas untuk dikirim ke calon pembeli.
2.4. Evaluasi
Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan
bisnis perikanan tangkap selama waktu satu bulan, kita dapat melihat bahwa
bisnis yang kita jalankan hasilnya cukup memuaskan.
Dari segi perencanaan suda cukup baik,
kita suda dapat menyusun rencana dengan baik dan hasil yang diperole mencapai
sekitar 85% dari apa yang telah tersusun dalam rencana. Namun, kita perlu lebih
konsisten lagi dalam menyusun rencana supaya hasil yang diperoleh dapat sesuai
dengan rencana.
Dari segi pelaksanaan juga suda dapat
dikatakan bahwa hasil yang di peroleh suda cukup baik. Kita suda bisa
memanfaatkan alat-alat teknologi yang modern sehingga dalam proses pelaksanaan
penangkapan dapat dilakukan dengan muda dan memberikan hasil yang cukup
memuaskan.
Dari segi pemasaran/marketing hasil yang
diperoleh juga suda cukup baik. Namun, karena banyaknya pengusaha yang bergerak
di sektor perikanan tangkap, kita masih sering juga kewalahan dalam proses
pemasaran hasil tangkapan. Oleh karena itu, masih sangat perlu untuk dilakukan
pengembangan yang lebih besar lagi dalam proses pemasaran.
2.5. Pengembangan
Pengembangan usaha
yang dilakukan dalam Perikanan Tangkap ini lebih
terfokus dalam proses produksi dan aspek pemasaran. Pengembangan usaha dalam proses produksi dilakukan
dengan cara menggunakan sarana
dan prasarana produksi yang lebih modern / canggih untuk meningkatkan kuantitas produksi, seperti penambahan aset berupa peralatan tankap. Sehingga kuantitas dan kualitas
produksi dapat ditingkatkan.
Langkah selanjutnya adalah mengembankan aspek pemasaran. Maju atau tidaknya suatu
perusahaan juga sangat ditentukan cepat atau lambatnya suatu produk di pasaran. Oleh karena itu, kita jangan hanya tertujuh pada pasar lokal. Perlu
dilakukan perluasan wilyah pemasaran dengan target menembus pasar internasional
/ dunia.
Kemudian
untuk mempromosikan kita tetap melakukannya juga dengan internet yaitu dengan website
serta membuat iklan-iklan tentang usaha kita dan juga membuat profil komoditas
untuk dikirim ke calon pembeli. Dan juga untuk distribusi, tetap diupayakan
supaya kita langsung berhubungan dengan pembeli. Walaupun tranksaksi
pembayarannya dapat dilakukan secara online melalui Bank.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Gambaran Usaha
Perikanan Tangkap merupakan salah satu usaha bisnis yang
begitu digemari oleh masyarakat. Untuk dapat menjalankan usaha bisnis Perikanan
Tangkap tidaklah begitu sukar, baik
pengusaha kecil, menengah, maupun besar. Kita dapat melihat dalam kehidupan
sehari-hari, berapa besar usaha bisnis yang
bergerak di bidang Perikanan Tankap.
Perikanan Tankap menyajikan suatu alternatif dari usaha bisnis
perikanan yang berkeuntungan tinggi. Karena tanpa diolah lagi dapat lansung dipasarkan. Melihat peluang pasar pada saat ini, usaha ini menarik untuk ditekuni.
Selain itu, konsumen juga dapat secara bebas melakukan transaksi pembelia di mna
saja.
Perikanan Tangkap telah dikenal sejak ratusan tahun yang laluh dan tidak asing lagi dalam dunia
bisnis. Ketika memasuki dunia bisnis ini terlihat sebuah keuntungan yang besar yang
akan datang kepada kita, karena hasil tangkapan yang kita peroleh telah
ditunggu oleh pembeli.
Dalam seminggu rata-rata
ikan yang kita pasokan ke pasaran
sekitar 25 ton sehingga
pendapatan kami peroleh sekitar Rp 500.000.000/minggu. Biasanya ketika menjelang Hari Raya
permintaan pasar meningkat sehingga pasokan ikan meningkat sampai 35 ton per
minggu dan pendapatan kami pun meninkat sampai Rp 875.000.000/minggu. Tidak hanya itu, banyak juga pembeli-pembeli yang meminta pasokan ikan dari kami padahal mereka sudah bekerja sama dengan
kapal-kapal pemasok ikan yang lain. Itu karena disebabkan kurangnya pasokan
yang mereka terima sedangkan kebutuhan mereka meninkat. Dalam hal seperti
inilah kita memanfaatkan alat-alat Teknolgi Informasi yang modern untuk proses
penankapan. Sehingga kita dapat memenuhi permintaan pasar yang ada.
Kondisi ikan yang segar dan harga yang sesuai serta
pasokan yang cukup itulah yang diinginkan pasar.
Pada umumnya jenis-jenis ikan yang dapat kami pasokan
adalah sebagai berikut :
Daftar jenis
dan harga ikan yang biasa kami pasokan.
NO
|
JENIS-JENIS
IKAN
|
HARGA
Per Kilogram
|
1
|
Ekor
kuning
|
Rp 24.000
|
2
|
Kakap
|
Rp 26.000
|
3
|
Layang
|
Rp 24.000
|
4
|
Selar
|
Rp 25.000
|
5
|
Cakalang
|
Rp 25.500
|
6
|
Tuna
|
Rp 25.000
|
7
|
Pari
|
Rp 23.500
|
8
|
Kerapu
|
Rp 27.000
|
9
|
Kakatua
|
Rp 26.500
|
10
|
Lobster
|
Rp 30.000
|
11
|
Ikan dasar
campuran
|
Rp 24.500
|
3.2.
Strategi
Usaha
Dalam dunia bisnis, kita tidak dapat memungkiri bahwa pasti akan ada persaingan usaha. Baik usaha kecil maupun usaha besar yang
sudah menghasilkan keuntungan yang berlimpah. Apalagi jika berbicara mengenai
usaha bisnis di bidang perikanan,
sudah pasti persaingan yang ada semakin banyak dan ketat. Konsumen disuguhkan banyanknya
kapal-kapal penangkap ikan yang mencari pasar untuk memasarkan hasil tangkapan
mereka. Maka dari itu,
agar bisnis yang kita bangun atau usaha yang sudah berjalan tidak tenggelam di
tengah persaingan, maka ada beberapa strategi bisnis perikanan
dalam menghadapi
persaingan.
·
Mempertahankan
kualitas ikan supaya tetap segar dalam proses pemasaran dan kerjasama dengan pasar
·
Biaya
gaji dioptimalkan sesuai hasil pemasaran
·
Pengembangan
peralatan pendukung dalam penangkapan
·
Tetap
melakukan promosi walaupun bisnis telah berjalan
·
Memanfaatkan
kelemahan pesaing sebagai kelebihan bisnis kita
·
Belajar
dari pengalaman dalam dunia bisnis perikanan
·
Menciptakan
inovasi baru
BAB IV
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Pemanfaatan
teknologi informasi dalam bisnis perikanan tangkap sangat efisien baik dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pemasaran. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa maju atau tidaknya suatu bisnis ditentukan oleh berapa besar
pemanfaatan teknologi informasi dalam bisnis tersebut.
4.2. Saran
Dalam melakukan
bisnis apapun sebaiknya kita melibatkan teknologi informasi dan dalam
pemanfaatan teknologi informasi tersebut harus sesuai dengan ketentuan atau
aturan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
http://dropbox.wwf.or.id/Shared
Documents/Studi WWF-Indonesia Solar Project/Studi kelayakan bisnis perikanan
karang, budidaya kerapu dan rumput laut.pdf (26 Februari
2014, 13:26:59).
http://chocittaisti.blogspot.com/2012/02/contoh-makalah-mata-kuliah.html
(09 Maret 2014, 11:46:02).
file:///C:/Users/User/Pictures/alat-bantu-penangkapan.html
(12 Maret 2014, 11:42:54).
http://www.litbang.deptan.go.id/special/HPS/dukungan_tek_perikanan.pdf
(14 Maret 2014, 12:05:36).